Ipih H.R>
Kuingat padamu bila fajar,
Merahkan langit sebelah timur,
Kuingat padamu bila senja,
Mencium bunga yang kan tidur.
Kuingat padamu bila malam,
Sepi berbunga bintang bercaya,
Kuingat padamu bila bulan,
Teduh benderang purnama raya.
Kuingat padamu, akh, selalu,
Sampaikan aku nurut kau pula,
Baringkan badan di pangkuan bumi,
Tempat segala menjadi lupa.
Dari:
Pujangga Baru
IPIH, H.R. ATAU ASMARA HADI
Terlahir dengan nama Abdul hadi di Talo (Bengkulu) 8
September 1914.
Masuk H.I.S. di Bengkulu, sudah itu berguru di Openbare Mulo
di Jakarta dan Bandung dan kemudian Mulo Taman Siswa di Bandung. Menjadi guru
dan bekerja untuk majalah Fikiran Rakyat. Lebih dari setahun ikut Ir. Sukarno
di Endeh. Bekerja pada majalah Pembangun, Jakarta dan semasa Jepang sering
menulis dalam surat kabar Asia Raya. Jakarta.
Menjadi Kepala Redaksi Harian Fikiran Rakyat (Bandung).
Karangan: Dibelakang
Kawat Berduri (1941), Pemandangan (1942).
Sajaknya termuat terutama dalam Fikiran Rakyat, Panji Pustaka. Pujangga Baru, dan
bebearpa terbitan lainnya. Nama samaran lain ialah: Hadi Ratna, A. Hadi.
Sajak yang ditulisnya mengenai hal percintaan merdu
bahasanya, selalu bersedih seperti orang yang rusak kehilangan yang tidak dapat
diganti lagi. Sebaliknya sajak kebangsaan dan sajak perjuangannya gembira
ber-nyala2, memakai perbandingan yang megah.
sumber: Puisi Baru, Sultan Takdir Alisjahbana
sumber: Puisi Baru, Sultan Takdir Alisjahbana