Selasa, 08 Juli 2008

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Chairil Anwar Maret 1943



ME

Well ,me.
Should my term's due
I'd rather's no one would flatter
Nor even you

Unnecessary are
those vain sobbings
I am a beast savage
out of bunch, outcast

Let so bullet pierce my skin
I will keep strifing somehow
charging....
Wound and venom , I saddled away
Away run!

Till pain and pang vanished
And I couldn't even careless
I do want a thousand years more to live

Chairil Anwar , March , 1943
translation: saptono

Chairil Anwar

Born on July 22, 1922 in Medan, North Sumatera, and died in Jakarta on April, 28 1949
His poems lived in Indonesian revolutionary time during struggle for independence, and a bit enlived it.

BUKAN BETA BIJAK BERPERI

bukan beta bijak berperi
pandai menggubah madahan syair
bukan beta budak negeri
mesti menurut undangan mair


sarat saraf saya mungkiri
untai rangkaian seloka lama
beta buang beta singkiri
sebab laguku menurut sukma


susah sungguh saya sampaikan
degup degupan didalam kalbu
lemah laun lagu dengungan
matnya digamat rasaian waktu


sering saya susah sesaat
sebab madahan tidak nak datang
sering saya sulit menekat
sebab terkurang lukisan mamang


bukan beta bijak berlagu
dapat melemah bingkaian pantun
bukan beta berbuat baru
hanya mendengar bisikan alun


Roestam Effendi
dari : Percikan Permenungan , kumpulan sajak 1920




IT ISN'T THAT I PRUDENTLY DESCRIBED

It isn't that I prudently described
accomplished in composing poem elongated
it isn't that I am a citizen boy
obliged to heed the call of disappearance


rule of accidence, I disavow
cord of ancient aphorism chain
I dispose , I purge
for my song come after soul



how it really difficult for me to address
palpitately within sincere heart
flabby, powerless song of reverberation
its measuring is intonated, by sorrow of time



often I fall into difficulty for a moment
for eulogy shall not come
often I stitch uneasily
cause short of painting bewildered



isn't that I prudently intonated
flabbying down frame of epigram quatrain
isn't me making deed anew
listen only to soft heaved whisper


Roestam Effendi
from; Percikan Permenungan, 1920
Translation: Saptono


Roestam Effendi was born in Padang West Sumatra, on May,13 1903
Educated in Bukit Tinggi in West Sumatra and Bandung West Java
and Eventually became principal in a school in Padang.
Once became member of tweede kammer (second chamber parliament) during colonial time.
Works : Percikan Permenungan ( Splash of Contemplation 1920),Bebasari, a drama 1926 and also
Quo Vadis ( a political pamphlet)

Sabtu, 05 Juli 2008

terbuka bunga




terbuka bunga dalam hatiku
kembang rindang disentuh bibir kesturimu
melayah-layah mengintip restu senyumanmu
dengan mengelopaknya bunga ini, layulah bunga lampau, kekasihku
bunga sunting hatiku, dalam masa mengembara menanda dikau
kekasihku ! inikah bunga sejati yang tiadakan layu!

Amir Hamzah, 1935

FLOWER OPENED

there uncloses itself flower within my heart
blooms of shady, touch by your musk lips
knee down peeking into your smile's bless
as these sheate, so whitering away past flower, my beloved one
earclipped flower of heart of mine, in rambling time tokening you
my love! is this true flower unlanguished!

Amir Hamzah, from Nyanyi Sunyi 1935
translation : saptono





Amir Hamzah ( Pangeran Indera Putera/ The prince of Indera Putera)
Born on February 28 1911 in Tanjung Pura Langkat and died in 1946
Nephew and Son in Law of The Sultan of Langkat one of craddle of Bahasa Indonesia
His father was treasurer of the Crown ( Sultanate)
Educated in Tanjung Pura, Medan In Sumatra, Jakarta, Solo and reach candidate of Law School.
His books : Nyanyi Sunyi, ( Lonely Song) 1937, and Setanggi Timur ( Eastern Incence)1939 and Buah Rindu ( Fruit of Crave)1941. He also translate great Indian work: Bagavat Gita

SELAMAT JEUMPA

selamat jumpa